Ngawi – Bertempat di Aula Al Falah kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi melaksanakan pelatihan budaya pelayanan prima (excellant service) dalam rangka pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), Senin (6/12).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melayani masyarakat, dimana pelayanan prima menjadi target untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik. Peningkatan terus menerus harus selalu diasah agar kualitas pelayanan publik semakin meningkat. Peran seluruh jajaran pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi sangat menentukan keberhasilan dan peningkatan mutu pelayanan. Maka keterlibatan dan komitmen bersama harus menjadi fondasi dasar penyusunan Grand Design Reformasi Birokrasi.
Pembangunan Zona Integritas dianggap sebagai unit percontohan reformasi birokrasi dalam penegakan integritas dan pelayanan berkualitas. Jika predikat WBK dan WBBM sudah dicapai, sumber daya di setiap unit layanan harus membudayakan pelayanan prima. Pengembangan budaya pelayanan prima mencakup keseluruhan aspek proses pemberian pelayanan mulai dari sarana dan prasarana pelayanan, sistem informasi yang dibangun, hingga SDM yang memiliki karakteristik nilai-nilai pelayanan.
Menurut Moh Wahib, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi, budaya pelayanan prima bukan menjadi hal baru namun sudah melekat dalam diri setiap ASN untuk pelaksanakan tugas pelayanan dengan baik.
“Membangun budaya pelayanan dalam suatu organisasi adalah pekerjaan besar yang melibatkan seluruh komponen dalam organisasi, dimana diharapkan mereka bukan sekedar bekerja, akan tetapi juga mau melibatkan perasaan, pikiran serta mengembangkan perilaku,” ujar H. Moh Wahib.
Mengembangkan lingkungan kerja yang berorientasi kepada pelayanan yang etis, baik pelayanan eksternal maupun internal merupakan keunggulan yang akan menjadikan suatu instansi sukses di front line.
Bahwa pelayanan prima pada dasarnya adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi keinginan atau hasrat manusia, baik yang berhubungan dengan sisi customer maupun sebagai pemberi layanan. Maka layanan prima bukan hanya memberikan kepuasan kepada customer saja, malainkan juga usaha untuk menyenangkan yang memberikan layanan. Perilaku pelayanan yang dipengaruhi oleh kejujuran, emosi baik, kepercayaan diri, tanggung jawab, kepatuhan pada kode etik pelayanan dan integritas diri untuk pelayanan berkualitas akan mengahasilkan kualitas etika pelayanan yang sempurna.
“Pelayanan prima senantiasa memenuhi kebutukan customer bahkan mengupayakan melampauinya, dengan kenyamanan yang optimal, mengutamakan keramahan, sopan, santun senyum, salam, sapa dan helpful. Didukung kecakapan dalam berkomunikasi yang baik, kecepatan pelayanan, perhatian yang serius terhadap customer/tamu serta penanganan complain yang baik akan menjadi service yang memiliki nilai tambah, tidak hanya memberikan pengalaman positif kepada acustomer tetapi juga kepada individu pemberi servicr,” jelasnya. (bel)